Jakarta –
Brasil pada hari Senin mengumumkan keadaan darurat kesehatan hewan selama 180 hari sebagai tanggapan atas deteksi pertama virus flu burung subtipe H5N1 pada unggas liar.
Infeksi flu burung tidak menyebabkan larangan perdagangan. Namun, kasus flu burung di peternakan biasanya mengakibatkan kematian seluruh ternak dan menyebabkan pembatasan perdagangan dari negara pengimpor.
Sejauh ini, Brasil telah mengkonfirmasi delapan kasus H5N1 pada burung liar, termasuk tujuh di negara bagian Espirito Santo dan satu di negara bagian Rio de Janeiro.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kementerian pertanian negara tersebut mengatakan pada hari Senin pihaknya telah mendirikan pusat operasi darurat untuk mengkoordinasikan, merencanakan dan mengevaluasi tindakan nasional terkait dengan flu burung.
Meskipun negara penghasil daging utama Brasil berada di selatan, pemerintah tetap waspada setelah kasus dikonfirmasi. Ini karena flu burung pada unggas liar telah diikuti penularan ke hewan komersial di beberapa negara.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa sampel dari 33 kasus suspek flu burung pada manusia di Espirito Santo, di mana Brazil mengonfirmasi kasus pertamanya pada burung liar pekan lalu, telah kembali negatif untuk subtipe H5N1.
Tonton Video “Ratusan Singa Laut Mati Dilaporkan Mati Terjangkit Flu Burung”
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)