Jakarta –
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kaget sekaligus kecewa dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Termasuk PHRI Solo.
Sektor perhotelan harus gigit jari atas batalnya acara yang digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023 di enam kota besar Indonesia itu. Solo bisa dibilang terparah karena menjadi tuan rumah sejak pembukaan hingga final dan final Piala Dunia U-20.
“Pada dasarnya PHRI menyayangkan pembatalan tersebut dan kecewa. Selain timnas yang terdampak, sektor pariwisatalah yang paling merasakan dampak dari keputusan tersebut,” kata Sistho A. Sreshtho, Humas BPC PHRI Surakarta, di percakapan dengan detikTravel, Jumat (31/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Kalau kerugian tidak bisa dihitung, FIFA baru datang dari Solo untuk mengecek fungsi gedung, hotel, kolam renang, resto dan struktur pendukung gedung. Untuk beberapa hotel tidak ada pembahasan detail mengenai paket makan, jumlahnya. peserta, atau jumlah atlet. Saat ini baru ada survei kemungkinan daerah dan potensinya. FIFA sudah mengkajinya dua bulan lalu,” tambah Sistho.
Sistho menegaskan, yang ia maksud bukan nominal langsung melainkan opportunity cost.
“Merugi karena peluang yang hilang dari Piala Dunia. Selama itu kami bisa menjual kamar dengan harga tinggi dan membuat tamu menginap lama,” katanya.
“Selain itu, berapa banyak potensi yang hilang dari destinasi wisata, oleh-oleh dan cinderamata. Semuanya hilang,” imbuhnya.
Selain itu, ia menyayangkan Solo kehilangan kesempatan memperkuat brandingnya sebagai kota yang identik dengan wisata olahraga. Ia berkaca pada perhelatan Asian Para Games 2022 pada Agustus lalu. Saat itu hotel-hotel di Solo sudah dipesan kontingen dan perwakilan panitia.
“Sayang upaya penguatan branding Solo sebagai kota wisata spot digagalkan. Padahal, selama ini Pemkot, Pak Gibran, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mem-branding kota wisata ini secara sportif,” ujarnya.
General Manager The Sunan Hotel Solo Retno Wulandari melihat pembatalan Piala Dunia U-20 sebagai salah satu dinamika yang harus dihadapi pengusaha hotel.
“Ini respon pasar yang dinamis. Sejauh ini FIFA belum memberikan rencana khusus untuk reservasi. Mereka masih dalam tahap menanyakan fasilitas, mapping fasilitas, tidak ada reservasi, tidak ada pembayaran,” ujar Retno. .
“Kita harus siap dengan situasi yang tidak terduga. Dan, Mei hingga Juni, biasanya di Solo, okupansi hotel akan meningkat,” imbuhnya.
Simak Video “Bukan Israel atau Kanjuruhan, Ini Alasan RI Batalkan Pildun U-20”
[Gambas:Video 20detik]
(perempuan/perempuan)