maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Fakta Sultan Nganjuk, Santuy Parkir Pesawat Depan Rumah

Membuat heboh!  Pesawat Diparkir di Depan Rumah 'Sultan' Nganjuk
0 0
Read Time:3 Minute, 24 Second


Surabaya

Siapapun pasti terkagum-kagum dengan kekayaan ‘Sultan’ Nganjuk ini. Bersama Santuy, ia memarkir pesawat mirip pesawat negara di depan rumahnya.

Banyak warga Nganjuk yang tidak mengetahui bahwa ada rumah yang dilengkapi pesawat terbang terparkir di pekarangan. Kediaman Sultan Nganjuk terletak di Jalan Raya Nganjuk-Surabaya, Desa Pelem, Kecamatan Kertosono.

Luas tanah rumah Sultan Nganjuk yang menjadi tempat parkir pesawat ini sekitar 3.000 meter persegi. Ada tiga bangunan, terutama bangunan yang mengesankan di belakang dengan gaya Eropa.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Kemudian di depan rumah bergaya Eropa, di sebelah kanan adalah bangunan rumah utama yang hanya ditempati saat keluarga besar sultan pulang. Sementara itu, di latar depan di sisi kanan terdapat bangunan parkir kendaraan roda empat yang tampak berjejer.

Berikut sederet fakta Sultan Nganjuk yang memarkir pesawat miliaran rupiah di depan rumahnya:

1. Parkir Pesawat Sejak 2019

Rumah ini milik keluarga besar H Yusuf (78) dan Hj Dau. Saat ini rumah tersebut ditempati oleh satu keluarga asal Ngawi yang dititipi perawatannya. Sedangkan keluarga besar H Yusuf berada di Jakarta.

Penjaga rumah bernama Budi Santoso (45) mengaku, pesawat tersebut diparkir sejak 2019 atau awal pandemi COVID-19.

“Ini sudah dibawa sejak 2019 dengan munculnya COVID-19. Saya di sini bersama keluarga dengan istri dan anak-anak saya merawat rumah dan pesawat ini,” kata Budi.

BACA JUGA:

2. Mirip pesawat Indonesia One

Diakui Budi, pesawat dengan panjang sekitar 30 meter itu menyerupai pesawat kepresidenan Indonesia berwarna merah putih. Pesawat ini, kata Budi, sudah tidak bisa terbang lagi dan hanya dipajang di kolam depan rumah.

“Itu hanya pajangan, tidak bisa terbang. Panjangnya sekitar 30 meter dengan tiga tiang penyangga roda pesawat yang diletakkan di tengah kolam ikan,” jelas Budi.

Budi mengatakan, tambak tersebut muncul antara tahun 1987 hingga 1988. Tambak tersebut dibangun oleh H Yusuf yang merupakan seorang pengusaha di bidang perkebunan kelapa sawit.

“Pak H Yusuf yang mengelola perkebunan sawit, saat ini tinggal di Jakarta. Saya hanya merawatnya di sini bersama istri dan lima anak saya,” kata Budi.

3. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam pesawat

Diakui Budi, tidak semua orang bisa naik pesawat, karena hanya untuk ruang keluarga. Ruang di pesawat direnovasi menjadi ruang keluarga dengan menghilangkan semua kursi penumpang pesawat.

“Tidak boleh ada yang masuk karena privasi keluarga. Isi pesawat ada di ruang keluarga, meja dan kursi sofa. Untuk kursi pesawat yang berkapasitas 100 kursi, dicopot dan ditempatkan di semua gudang,” kata Budi.

4. Sosok Sultan yang memiliki pesawat

Siapakah sosok sultan itu? Ternyata, pesawat tersebut diambil oleh anak pengusaha sawit, H. Yusuf (78), yang ternyata pengusaha sawit bernama H. ​​Gatutkoco (46).

“Pak Haji Gatutkoco anak Pak Haji Yusuf berbisnis perkebunan kelapa sawit, sedangkan Pak Gatutkoco bergerak di bidang sawit,” kata Budi.

Usaha H. Gatutkoco adalah di bidang SPBU atau SPBU dan SPBU. “Bisnis di bidang apa saja ya. Seperti itu (gas elpiji dan BBM),” jelas Budi.

5. Alasan memarkir pesawat adalah untuk menyenangkan orang tua

H. Gatutkoco meletakkan pesawat itu di rumah orang tuanya karena suatu alasan. Menurut Budi, pesawat asli diparkir sebagai pajangan. Pasalnya, pesawat yang mirip pesawat kepresidenan RI itu sudah tidak bisa diterbangkan lagi.

Mungkin saya hanya ingin membahagiakan orang tua saya, kata Budi.

6. Harganya milyaran rupiah

Konon, biaya pesawat sekitar Rp. 1 miliar. Namun, Budi belum bisa memastikan hal tersebut.

“Harganya berapa? Saya kurang tahu detailnya, mungkin sekitar Rp 1 miliar,” kata Budi.

7. Cara Naik Pesawat ke Rumah Sultan

Warga sekitar kaget saat pesawat baru itu ada di pekarangan rumah ini. Saat itu, kedatangan pesawat terjadi dini hari, dimana rumah sepi sekitar pukul 02.00 WIB. Pesawat diangkut dengan tiga truk trailer.

“Tahun 2019 dini hari ada wabah COVID-19, pesawat tiba saat sepi dan diantar dengan tiga trailer,” kata Budi.

Budi mengatakan, panjang pesawat ini 30 meter dan saat tiba terbagi menjadi tiga bagian. Badan pesawat dibagi menjadi dua bagian dan diangkut oleh dua trailer, kemudian bagian lain dari pesawat diangkut oleh trailer lain.

Menurut dia, warga sekitar baru mengetahui pesawat tersebut setelah dipajang beberapa hari. Publik lebih tahu setelah beberapa YouTuber membuat konten.

——

Artikel ini diunggah ke detikJatim.

Simak Video “Tajir Melintir! Sultan di Nganjuk Memarkir Pesawat di Pekarangan”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Harold Taylor

Learn More →