Jakarta –
Sejumlah klub besar di Eropa berhasil meraih kesuksesan lewat sejumlah aktivitas transfer yang tepat. Namun ada juga yang sudah mengeluarkan banyak uang, namun hasilnya jauh dari itu.
Dihimpun dari ESPN dan transfermarkt, daftar ini akan menjelaskan tiga kategori. Mulai dari belanja hemat namun perpretasi, kebidan belanja belanja tapi hasil commensat, sampai belanja belanja tapi hasil berantankan.
Tanpa banyak basa-basi, silahkan baca daftar berikut.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Produksi sedikit, hasil maksimal
– Napoli
Tim kepelatihan Luciano Spalletti hanya menghabiskan 76,1 juta Euro untuk mendatangkan Kim Min-jae, Mathias Olivera, Frank Anguissa, dan Khvicha Kvaratskhelia. Mereka bahkan masih diuntungkan karena 80,5 juta Euro dari hasil pemanganan pemainan.
Meski kehilangan sejumlah pemain kunci, skuat muda Napoli berhasil menjuarai Serie A musim ini, sekaligus mengakhiri penantian selama 33 tahun.
-Brighton & Hove Albion
The Seagulls hanya menghabiskan 55,7 juta Euro untuk pembelian pemain musim ini, namun mendapat 137,9 juta Euro dari penjualan beberapa pemain seperti Marc Cucurella, Yves Bissouma, dan Leandro Trossard.
Untung besar di bursa transfer, tim besutan Roberto De Zerbi itu juga hampir dipastikan lolos ke Liga Europa musim depan. Ini adalah pertama kalinya mereka muncul di Eropa sejak didirikan pada tahun 1901.
Belanja besar, hasil samadat
– Barcelona
Benar bahwa Barcelona perlu meningkatkan perekonomian sangat sering untuk mendapatkan uang transfer. Memang benar keuangan mereka tidak sepenuhnya aman saat ini.
Namun produksi 158 juta Euro untuk merekrut Raphinha, Jules Kounde, hinga Robert Lewandowski terbayar lunas. Musim ini, mereka memenangkan gelar LaLiga pertama mereka sejak 2019.
Barcelona akhirnya menjuarai Liga Spanyol setelah empat tahun. Foto: REUTERS/Albert Gea
– Manchester United
Dibandingkan musim lalu, performa tim besutan Erik ten Hag jelas menunjukkan kemajuan. Dengan dua pertandingan tersisa, poin mereka di Premier League saat ini 11 lebih banyak dari yang mereka kumpulkan musim lalu.
Biaya 243,3 juta Euro untuk anggota Casemiro, Lisandro Martinez, dan Antony bahkan tidak terhitung. Manchester United berhasil memecahkan banyak trofi dalam enam tahun dengan menjuarai Piala Liga Inggris, dan juga berpeluang menjuarai Piala FA karena sudah mencapai final.
Ten Hag dkk memutus puasa gelar MU yang sudah berjalan 6 tahun. FOTO: REUTERS/TONY OBRIEN
– Newcastle United
Orang yang baru mengenal Liga Inggris tidak bisa berperan dalam membangun klub. Mereka juga tidak berperilaku seperti pemain. Meski musim ini menelan biaya 185,4 juta Euro, dibeli bukan bermodal sukses, melainkan sasaiya kehowana.
Nama-nama seperti Alexander Isak, Sven Botman, bahkan Nick Pope segera menyatu dengan para pemain lama. Jika musim lalu berjuang untuk lolos dari degradasi, The Magpies mampu finis di empat besar dan akan tampil di Liga Champions musim depan.
Newcastle kembali ke Liga Champions setelah absen selama dua dekade. Foto: Getty Images/Stu Forster
– Arsenal
Gagal menjuarai Liga Inggris setelah 33 pekan berada di puncak jelas menjadi tantangan bagi The Gunners. Apalagi mereka sudah 19 tahun tidak juara. Tapi setidaknya Arsenal membuat kemajuan serius.
Bujet sebesar 192,4 juta euro untuk Gabriel Jesus, Oleksandr Zinchenko, Fabio Vieira, hingga Trossard membuat mereka sukses finis kedua di akhir musim, dan kembali ke Liga Champions setelah absen selama enam tahun.
Belanja besar, hasil di luar harapan
– Bayern Munchen
Ketika Die Roten berani merogoh kocek 145,5 juta Euro untuk Matthijs de Ligt, Sadio Mane, hingga Mathys Tel, jelas mereka ingin bisa meraih sukses di kancah domestik dan Eropa. Tapi hasilnya jauh dari api.
Kegiatan di luar lapangan yang tidak tertangani dengan baik berdampak pada lapangan. Bayern Munich dalam bahaya mengakhiri musim tanpa gelar untuk pertama kalinya dalam 10 tahun setelah tersingkir dari Liga Champions dan DFB-Pokal dan saat ini berada di posisi kedua Bundesliga di belakang Borussia Dortmund.
Sebagai ganti pelatih, nasib Bayern menjadi lebih baik lagi. Foto: REUTERS/ANGELIKA WARMUTH
– Chelsea
Tidak mungkin memasukkan The Blues dalam daftar ini. Mereka rela merogoh kocek hingga 611,5 juta Euro untuk membeli lebih dari selusin pemain, di antaranya Enzo Fernandez, Wesley Fofana, Mykhailo Mudryk, Cucurella, dan Raheem Sterling.
Tapi hasilnya mengecewakan. Berganti pelatih hingga empat kali, ditambah skuat yang jungkir balik rupanya tak membuat permainan Chelsea variatif. Mereka bahkan sudah merencanakan finis di luar 10 besar, terparah sejak 2016.
Belanja banyak pemain malah membuat Chelsea seperti kebingungan di lapangan. Foto: Chris Lee – Chelsea FC/Chelsea FC via Getty Images (adp/bay)