Jakarta –
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sekarang menyoroti penyebaran infeksi jamur yang mematikan dan sulit diobati. Diindikasikan, penyebaran infeksi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Seberapa mematikan?
CDC melaporkan bahwa secara nasional terdapat 2.377 kasus infeksi Candida auris pada tahun 2022, yang merupakan peningkatan nyata dari 1.471 kasus pada tahun 2021.
Orang sehat tidak berisiko tertular. Namun, orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang menggunakan alat kesehatan seperti ventilator dan kateter dapat mengalami kondisi parah jika terinfeksi, bahkan berisiko kematian.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Mengacu pada tes, sebagian besar kasus infeksi jamur resisten terhadap pengobatan antijamur. Oleh karena itu, CDC menyebut kasus ini sebagai ancaman langsung resistensi antimikroba. Diketahui, banyak pasien yang berada di rumah sakit dan panti jompo.
“(Infeksi jamur menyebar) dari kontak dengan pasien yang terkena dan permukaan atau peralatan yang terkontaminasi,” kata CDC.
Epidemiologi CDC, Dr. Meghan Lyman, mengatakan bahwa satu dari tiga pasien dengan infeksi jamur ini meninggal dunia. Namun, sulit untuk memastikan bahwa pasien ini terpapar Candida auris.
CDC lebih lanjut melaporkan bahwa gejala paling umum dari infeksi jamur ini adalah demam dan menggigil yang tidak kunjung membaik, bahkan setelah pengobatan. Dalam kebanyakan kasus, pasien sudah sakit, sehingga sulit untuk memastikan adanya infeksi jamur. Satu-satunya cara untuk menentukan infeksi adalah melalui pengujian laboratorium.
“Menekankan perlunya pengawasan berkelanjutan, kapasitas lab yang diperluas, tes diagnostik yang lebih cepat, dan kepatuhan terhadap pencegahan dan pengendalian infeksi yang telah terbukti,” tambah Dr. Lyman.
Tonton Video “CDC AS Memperingatkan Peningkatan Bakteri Shigella yang Kebal Obat”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)