maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Keresahan Arcturus COVID-19 Picu Meningkatnya Kasus di India, Ungkap Ahli Epidemiologi

India khawatir, COVID-19 semakin meningkat setelah kemunculan varian baru 'Arcturus'
0 0
Read Time:1 Minute, 35 Second


Jakarta

Baru-baru ini, India mengalami peningkatan yang signifikan dalam kasus COVID-19. Dalam sehari, tercatat lebih dari 1.000 kasus COVID-19, dibandingkan dengan sekitar 300 kasus sebelumnya.

Meningkatnya kasus COVID-19 di India diyakini dipicu oleh varian baru COVID-19.Arcturus atau subvarian dari Omicron XBB 1.16.

Selain India, beberapa negara lain seperti AS, Singapura, dan Brunei Darussalam juga telah mengidentifikasi varian ini. Inilah mengapa orang khawatir subvarian ini akan masuk di +62. Lantas, seberapa mematikan varian Arcturus ini?

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) mengatakan dr. Iwan Ariawan MSPH bahwa COVID-19 Arcturus atau Omicron XBB 1.16 tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, selama cakupan vaksinasi masyarakat tinggi, angka kematian tetap terkendali.

“Pemantauan kita saat ini adalah case fatality rate atau angka kematian COVID-19 di Indonesia kurang dari 1 persen. Artinya, untuk suatu penyakit rendah dan kita lihat masih di bawah 1 persen, jadi saat ini terkendali,” kata Dr. Meninggalkan.

“Virusnya masih ada tapi kita masih terkendali, artinya virus itu bukan masalah besar bagi kesehatan masyarakat kita,” pungkasnya.

Penularan Arcturus

Dr juga menjelaskan. Apalagi penularan Arcturus sama dengan varian COVID-19 lainnya. Subvarian Omicron ini dapat menular melalui droplet (cairan yang dikeluarkan saat bersin, batuk, bahkan berbicara).

“Penularannya masih sama karena virusnya masih sama dengan Omicron, karena Arcturus itu subvarian sebenarnya. Jadi sama dengan close ground contact lalu droplet,” ujar Dr. Meninggalkan.

Langkah pencegahan subvarian XBB 1.16 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selain itu, perlu juga melengkapi vaksinasi, baik dosis primer maupun booster untuk melindungi diri dari varian tersebut agar terhindar dari gejala yang berat.

“Efektifkah vaksinasi? Kalau kita lihat pengalaman dari vaksinasi yang sudah ada, vaksinasi masih efektif untuk mencegah COVID parah dan kematian,” ujar Dr. Meninggalkan.

“Kita mungkin tertular tapi jangan sampai serius,” jelasnya.

Simak Video “Update Perkembangan Kasus Covid-19 Akhir Tahun 2022”
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/suc)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Harold Taylor

Learn More →