maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Kisah Pemuda Tampan Penyebar Islam di Pangandaran

Kisah Pemuda Tampan Penyebar Islam di Pangandaran
0 0
Read Time:2 Minute, 56 Second


Pangandara

Selain memiliki pantai yang menarik, Pangandaran juga memiliki legenda yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah tentang seorang pemuda tampan yang menyebarkan agama Islam di sana.

Pemuda tampan yang menyebarkan agama Islam di kawasan Pangandaran itu bernama Sembah Kalincir Putih alias Eyang Saju alias Eyang Syahud.

Jejak penyebaran agama Islam oleh pemuda tersebut dapat dilihat di kawasan Karangpetir, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Ada kuburan yang bisa dikunjungi di sana.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Berada di perkebunan dan persawahan, makam ini juga menjadi salah satu makam umum warga setempat. Kuburan Sembah Kalincir Putih hanya tinggal berupa batu berbentuk kotak seperti benteng kecil.

Di sebelah makom terdapat pohon pisang besar yang menaungi makom. Namun kini Makom Sembah Kalincir Putih sudah mulai lapuk dan tidak terawat lagi.

Tokoh agama setempat Haji Ali Aziz mengatakan, Sembah Kalincer Putih memang salah satu penyebar Islam tertua di Pangandaran.

“Dulu mereka disebut penyebar Islam di wilayah Priangan Timur atau Ciamis Selatan,” kata Ali Aziz saat ditemui Kamis (23/3/2023) ini.

Makam Sembah Kalincer Putih Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Diriwayatkan bahwa perjalanan Sembah Kalincir atau Eyang Saju dimulai pada tahun 1680 sehubungan dengan Kerajaan Mataram. Ali Aziz merupakan keturunan generasi ke-9 dari Nenek KH. Abdul Aziz Anak Lola Sembah Kalincir dari istri Anom.

Hijrah Sembah Kalincir dimulai tahun 1680 ketika ia kecewa karena kerajaan Mataram, Amangkurat II berpihak pada Belanda, katanya.

Menurutnya, saat Belanda menguasai Kerajaan Mataram, para pemuka agama dan ulama dibunuh di Mataram.

“Kemudian mereka pindah ke daerah Pangandaran, Sholat Kalincir salah satunya,” kata Ali.

Dikatakannya, sembah Kalincir adalah penasihat muda Raja Mataram, Amangkurat II.

“Dia masih sangat muda, kalau istilahnya sekarang pemuda pemuda. Sembah Kalincir, penasehat kerajaan Mataram, paling muda,” ujarnya.

Saat pindah ke kawasan Karang Petir, Selasari, Pangandaran, Eyang Saju atau Sembah Kalincir memiliki istri bernama Surtikah dan memiliki 4 orang anak dengan Embah Jasih, Embah Lesmana, Embah Lesmani (mampir di pantai Karapyak Karang Nini).

“Embah Lesmana dan Lesmani menghilang atau menghilang di Pantai Karang Nini yang kini dikenang sebagai Karang Nini,” ujarnya.

Kakek Jasih disebut-sebut sebagai satu-satunya yang memiliki keturunan. Diantara anak mereka adalah Aki Arwan, Lola Jalfan, Aki Sarpijah, Lola Jarti dan Aki Kewol.

“Istri-istri pertama tercerai-berai sehingga terpotong jejaknya di Pangandaran dan tidak ada pencatatnya,” kata Ali.

Sembah Kalincir kemudian menikah dengan istri Anom (anak laki-laki) bernama Sadur yang memiliki anak Jamroh dan Eyang Sardiyem/H Muhtalib memiliki anak NH Sardiyem dan KH AH. Sujai.

“Jadi pendiri pesantren sampai sekarang adalah KH Syujai, yang memiliki anak KH Abdul Aziz, A. Husna, H Nonoh, Moh Sidiq,” ujarnya.

Namun, kata Ali yang mendirikan pesantren dan dikenal di Pangandaran sebagai Eyang Syuja’i, kini disebut pesantren Asy Syujaaiyyah dengan 13 anak, namun hanya Muhdin Al-Aziz yang meneruskannya.

Sosok Sembah Kalincir merupakan tokoh agama yang menyebarkan Islam di Pangandaran sedikit demi sedikit melalui keturunannya, kata Ali.

Ia menuturkan, perjuangan Sembah Kalincir dalam menegakkan Islam tidaklah mudah melalui jalan berliku.

“Kalau saya, keturunan saya cukup jauh sehingga cerita ini direkam di selembar kertas tipis yang ditulis oleh keturunan pertama Sembah Kalincir,” ujarnya.

“Sosok Sembah Kalicinir masih dikenang warga sekitar sebagai pemuda pemberani yang menyebarkan agama Islam di Pangandaran dan masyarakat sering datang dari berbagai daerah untuk berziarah,” katanya.

Ali mengatakan, Makom Sembah Eyang Kalincir di Karang Petir merupakan jejak terakhir. “Karena dia menghilang atau menghilang dan tidak diketahui meninggal tahun berapa setelah ditempatkan di Pangandaran,” katanya.

—–

Artikel ini pernah tayang di detikJabar dan selengkapnya bisa dibaca di sini.

Simak Video “Bersantai Sambil Menikmati Senja di Pantai Pangandaran”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Harold Taylor

Learn More →