maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Kisah Petani Kopi Milenial dari Baduy, Kini Memasuki Dunia Digital

Kisah Petani Kopi Milenial dari Baduy, Kini Memasuki Dunia Digital
0 0
Read Time:2 Minute, 24 Second


menyerang

Tidak ada orang Baduy yang bisa bertahan hidup kecuali dengan bercocok tanam karena perintah adat. Salah satunya adalah Asmun yang fokus pada pertanian kopi. Sekarang, dia memasuki dunia digital.

Selain sebagai objek wisata karena adat istiadatnya. Alam di Baduy juga memberikan berkah bagi pertumbuhan kopi Baduy jenis Robusta.

Asmun adalah pemuda berusia 29 tahun asal Baduy di Desa Kanekes, Lebak. Seperti anak muda lainnya, ia memanfaatkan turis untuk membeli produk Baduy dari kain, gula aren atau durian. Namun, kopi menjadi fokus pembangunan.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Kopi yang dia buat adalah jenis kopi yang ada di tempat umum. Kopi dipilih dan diproses dengan cara tradisional. Pengadukannya masih menggunakan lesung atau yang biasa digunakan untuk menumbuk beras.

“Asmun mah (produksi) kopi, mereka menggiling sendiri. Jadi misalnya jaman sekarang, dipoe, geus garing ka Asmun (jadi misalnya orang tua ambil, jemur, jemur lalu berikan ke Asmun),” Asmun ujar detikcom kepada detikcom, Selasa (23/5/2023).

Ia mencampur kopi bubuk dengan gula aren. Komposisinya 50 persen kopi Baduy dan 50 persen gula aren buatan sendiri. Setiap bulan, ia memproduksi satu kwintal kopi kemudian menjualnya secara online dan kepada wisatawan yang berkunjung.

Kopi yang dibuatnya dikemas dengan merek Kopi Baduy. Ia menjualnya secara online melalui akun Jejak Baduy di Instagram dan akun Rumah Sinar Baduy di Tokopedia.

Untuk urusan pengemasan, Asmun mengaku mendapat pengarahan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten. Membantunya bagaimana kopi Robusta dikemas untuk memasuki pasar online. Ia menjual satu paket seharga Rp 35.000.

“Dijual di Jakarta, kemana perginya, dikemas (dijual di Jakarta atau di mana, yang lain dikemas),” kata Asmun, yang terkadang berbicara bahasa Sunda.

Asmun mengatakan, wisatawan yang datang juga tidak perlu khawatir jika membutuhkan layanan pembayaran digital. Ia memiliki QRIS BRI bersama pelaku usaha lain di Baduy. Termasuk hanya membeli durian dari rumahnya.

“Tidak ada alasan untuk tidak dibawa ke kasus ini. Itu sudah ada (QRIS),” jelasnya.

Ekonomi Kreatif Lebak (Leekraf) Ketua kelompok ekonomi kreatif dan UMKM Lebak Andhy Yuliandi mengatakan, Asmun merupakan contoh petani kopi Baduy yang sejahtera. Ia mendapatkan penghargaan sebagai petani milenial pada festival kopi di Rangkasbitung tahun 2022.

“Kang Asmun yang paling bertahan, dia masih muda, dia baik,” kata Andhy saat dihubungi terpisah.

Ke depan, kata Asmun, bisa menjadi jembatan bagi wisatawan untuk menikmati kopi di Baduy. Baduy harus dikenalkan dengan kopi yang sarat kearifan lokal.

“Wisatawan yang ke Baduy tidak lagi minum kopi di kantong kopi. Ada kopi Baduy, pakai batok (gelas dari kelapa bekas) untuk minum, itu nilai tambah,” ujarnya.

Jika diperhatikan, total ada 200 hingga 250 pelaku UMKM di Baduy. Mereka seperti Asmun yang menjual berbagai produk Baduy, baik makanan maupun kerajinan tangan. Dari jumlah itu, ada 172 orang yang sudah terbiasa menggunakan QRIS BRI.

“Sekarang sudah terpasang 172 QRIS di sana (Baduy),” kata Manager Bisnis Konsumer BRI KC Lebak Adysta Aprianto kepada detikcom ditemui terpisah.

Simak Video “Detik-detik Penangkapan Pelaku QRIS Barcode Fraud”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Harold Taylor

Learn More →