pati –
Syekh Djangkung adalah putra Sunan Muria. Dulu, Syekh Djangkung pernah membunuh seekor harimau yang mencuri duriannya. Ternyata, harimau itu adalah saudara iparnya sendiri.
Juru kunci makam Syekh Djangkung, Rukani (70) menuturkan, ada cerita tentang sosok Syekh Djangkung saat masih hidup. Dikisahkan Syekh Djangkung pernah membunuh seekor harimau yang ternyata adalah jelmaan dari saudara iparnya sendiri.
“Ceritanya dia tiba-tiba membunuh binatang bahkan membunuh saudara iparnya sendiri,” kata Rukani saat ditemui di makam Syekh Djangkung, Kamis (23/3).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Perlu diketahui, setelah beranjak dewasa, Nyi Branjung, adik Saridin yang dikenal dengan nama Syekh Djangkung, menikah dengan Prawiroyudo, seorang punggawa dari Mataram yang dikenal dengan nama Ki Branjung.
Saat orang tua Saridin meninggal dunia, mereka mewarisi kebun pohon durian tersebut. Keduanya sepakat untuk berbagi hasil panen buah durian.
Branjung mempersembahkannya kepada Syekh Djangkung saat buah durian jatuh menimpanya di malam hari. Sedangkan buah durian yang jatuh di bawah sinar matahari adalah milik Syekh Djangkung. Dengan kata lain, Syekh Djangkung berdoa agar buah durian jatuh terkena sinar matahari.
“Ternyata durian paling banyak jatuh di siang hari. Branjung minta ganti bagian Saridin di malam hari, sedangkan Branjung di siang hari,” ujarnya.
“Namun berkat keikhlasan Syekh Djangkung, durian tersebut jatuh pada malam hari, sedangkan pada siang hari tidak mendapatkan durian apapun,” lanjut Rukani.
Singkat cerita, kata dia, Branjung kemudian menyamar sebagai harimau untuk mencuri buah durian tersebut. Syekh Djangkung pun mengira harimau itu telah mencuri buah duriannya. Tak ayal Syekh Djangkung membuat bambu runcing dan membunuh hewan tersebut.
Namun ternyata, kata Rukani, hewan harimau tersebut bukanlah harimau sungguhan. Tapi saudara iparnya yang menjelma menjadi harimau. Syekh Djangkung tidak sengaja membunuh saudara iparnya sendiri.
“Harimau itu katanya binatang, tiba-tiba ditembak iparnya sendiri, jadi jadi urusan Pemkab,” kata Rukani.
“Begitulah hewan yang mengambil durian ditembak pada malam hari, begitulah ceritanya. Sebenarnya adik iparnya tidak sengaja dibunuh,” jelasnya.
Rukani menambahkan hingga akhirnya Syekh Djangkung menjadi buronan dan dipenjarakan di Kadipaten Pati. Namun karena kesaktian Syekh Djangkung, ia bisa pergi dan berkelana ke luar daerah.
“Dari Pati menjadi buronan, dia tidak bisa mengatasi terlalu banyak, jadi dia pergi dan diusir, dia ingin dibunuh, bukan mati,” tambah Rukani.
Makam Syekh Djangkung berada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dan kini banyak dikunjungi jemaah.
—–
Artikel ini pernah tayang di detikJateng dan selengkapnya bisa dibaca di sini.
Simak Video “Tradisi Ziarah Makam Berubah Jadi Wisata Religi di Jambi Jelang Ramadan”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)