Tokyo –
Indeks Kualitas Udara yang diakses pada pukul 08.00 waktu Jepang tadi pagi menunjukkan kualitas udara di Tokyo berada di angka 31 atau masuk kategori Baik. Tak heran warganya tidak merokok dengan bebas.
Padahal, belum pernah ada yang terlihat merokok di trotoar sehingga warga tidak resah atau berisiko menjadi perokok pasif. Banyak kota melarang merokok di jalanan di distrik sibuk kecuali di area khusus merokok.
pemantauan detikcom, hanya ada beberapa kamar khusus merokok di Tokyo. Namun tidak banyak warga yang terlihat merokok di kawasan itu.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Ada tempat yang sangat istimewa, tapi sepertinya tidak banyak orang yang merokok di Jepang,” ujar Chitose (38), warga detikcom, Selasa (23/5/2023).
Salah satu area khusus merokok di sudut area kantor Takeshiba. Merokok tidak umum di Tokyo, tak heran warga jarang merokok. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth
Para pekerja tidak menghabiskan waktu istirahatnya dengan merokok di sekitar gedung perkantoran. Mereka begitu sibuk sehingga hanya memenuhi restoran dan tempat makan siang di sekitarnya.
Di Jepang, ada larangan merokok. Di fasilitas yang digunakan oleh banyak orang, seperti restoran dan fasilitas umum, merokok hanya diperbolehkan di ruang merokok yang memenuhi standar tertentu, dan merokok tidak diperbolehkan di luar area tersebut.
Jika Anda merokok di luar area yang ditentukan, hukumannya termasuk denda hingga 300.000 yen atau sekitar Rp. 32 juta. Perokok yang ingin menghindari hukuman dan denda harus mematuhi peraturan tertentu seperti tidak merokok sambil berjalan, karena hal ini dilarang di seluruh Jepang, dan membawa asbak portabel karena dilarang membuang rokok bekas.
Tonton Video “Jepang Turunkan Klasifikasi Covid-19 Menjadi Flu Biasa”
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)