maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138

Paradox Indonesia Saat Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Paradox Indonesia Saat Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
0 0
Read Time:2 Minute, 6 Second


Jakarta

Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, namun juga menolak kehadiran salah satu peserta. Ini dianggap sebagai paradoks.

FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Rabu (29/3) malam WIB. FIFA tidak menjelaskan secara rinci alasan larangan tersebut dan hanya menulis bahwa itu ‘karena situasi saat ini’.

Namun, penolakan kehadiran timnas U-20 Israel oleh sejumlah partai politik, organisasi kemasyarakatan (ormas), bahkan tokoh daerah, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, disinyalir sebagai salah satu bentuk penolakan. pertimbangan FIFA dalam membuat keputusan.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir memberi indikasi alasan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena faktor intervensi (promosi timnas Israel U-20) dan faktor keamanan. .

Ketum Football Forever, perwakilan legenda sepak bola Indonesia, Fary Djemy Francis mengatakan, pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi trending topik di dunia. Dia akan mengambil risiko aturan FIFA terkait penolakan timnas Israel U-20.

“Ini semacam paradoks di dunia sepak bola. Kami yang minta jadi tuan rumah, dan kami yang menolak jadi tuan rumah. Aturan FIFA digunakan untuk menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 .20 tidak boleh main di Indonesia. Aneh banget, tapi aneh banget,” ujar Fary Djemy.

Lebih lanjut, Fary Djemy menyebut pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 akan memakan korban. Impian Timnas U-20 Indonesia untuk menjuarai Piala Dunia U-20 2023 harus padam.

“Tentu pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini belang banyak korban. Baik korban materi, korban perasaan, korban impian Garuda Muda kita bahkan hingga korban harga diri. Momentum sepak bola internasional yang sangat strategis untuk negara ini, kita sia -siakan,” katanya.

“Bahkan, ada polarisasi di kalangan anak bangsa karena perbedaan interpretasi ‘Israel’ di era ini. Mudah dibaca orang di kepala dan di perut saya, bahwa kita adalah bangsa yang harus memposisikan diri. sepak bola dan politik di tempat kerjanya masing-masing, bahwa kita adalah bangsa yang sering melafalkan ayat-ayat agama dan ji-panji religiomi untuk mencari pembenaran demi memulskan beseka-kepentingan terselubung.”

“Tapi saya mengerti bahwa dengan permusuhan Anda terhadap peserta U-20 kami, dengan penolakan Anda terhadap salah satu peserta ini, Anda sebenarnya melukiskan gambaran buruk tentang diri Anda di kanvas internasional. Dari hasil lukisan itu, negara lain atau yang lainnya. dunia dengan mudah menilai siapa Anda dan memikirkan kembali apakah Anda pantas mendapatkan peluang dan momentum internasional lainnya atau tidak.”

[Halaman Selanjutnya: Sepakbola Cermin Nasionalisme]

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Harold Taylor

Learn More →