Jakarta –
Museum dan pameran seni bukan sekadar tempat memajang karya seniman. Efek dari aktivitas tersebut juga bisa membuat traveler lebih bahagia dan sehat.
Melansir CNN, Selasa (23/5/2023), bisa berupa matahari terbenam, orkestra, lukisan, atau apapun yang membuat Anda merinding dan meneteskan air mata. Para ahli percaya bahwa terus-menerus mencari pengalaman luar biasa ini dapat menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.
“Orang bisa terkesan dengan alam, agama dan musik, juga dengan seni visual atau arsitektur. Kami merasakan ini terutama ketika kami menemukan hal-hal yang luas atau di luar kerangka acuan kami, yang tidak dapat dijelaskan dan misterius, kata Dr. Dacher Keltner.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Dan kemudian pengalaman semacam ini memicu keajaiban, refleksi, dan imajinasi.”
Keltner telah mempelajari emosi manusia selama beberapa dekade. Dia juga salah satu pendiri dan direktur Greater Good Science Center UC Berkeley, sebuah lembaga penelitian yang menyelidiki masalah kesejahteraan sosial dan emosional.
Buku terbarunya, ‘Awe: The New Science of Everyday Wonder and How It Can Transform Your Life,’ mengeksplorasi manfaat sosial, fisik, dan mental dari emosi yang kuat ini.
Pendekatan kekaguman sebagian berasal dari perspektif antropologis. Dia mengeksplorasi bagaimana emosi ini membentuk tatanan sosial.
“Sebagai spesies, kita sangat kooperatif. Namun tantangan utama bagi jaringan sosial yang sehat, yang sangat penting bagi kesehatan kita, adalah kepentingan pribadi yang tak terkendali,” katanya.
Kekuatan keajaiban, katanya, memotivasi kita untuk melihat melampaui keinginan kita sendiri. Itu membungkam suara diri dan dengan demikian membuat Anda berbagi hal dan bekerja sama dengan orang lain.
Baru-baru ini, studi Harvard selama satu dekade menemukan hubungan yang kuat antara hubungan interpersonal yang dekat dengan kebahagiaan dan kesehatan kita secara keseluruhan.
Namun apakah menemukan keajaiban melalui seni semudah melihat lukisan yang indah? Keltner mengatakan jawabannya rumit.
Pada 2017, dia ikut menulis sebuah penelitian yang merekam emosi yang dilaporkan oleh lebih dari 850 peserta saat mereka menonton lebih dari 2.000 video pendek. Para peneliti mencatat 27 emosi, beberapa di antaranya lebih mungkin terjadi bersamaan dan dianggap terkait.
Studi tersebut menemukan bahwa kekaguman dialami sebagai emosi yang berbeda, berbeda dari keindahan, meskipun sering dilaporkan bersamaan dengan kekaguman dan apresiasi estetika.
Oleh karena itu, Keltner menyimpulkan bahwa penting untuk membedakan rangsangan yang baik dari yang cenderung menimbulkan kekaguman, betapapun sulitnya.
Simak Video “Pamerkan Puluhan Fosil di Museum Konservasi Patiayam Kudus”
[Gambas:Video 20detik]
(mis./mis.)